FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN PENGOBATAN ARV (ANTI RETRO VIRAL) PADA ODHA (ORANG DENGAN HIV/AIDS) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO DAN RUMAH SAKIT UMUM PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

  1. Risha Fillah Fithria - Mahasiswa Magister Manajemen Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
  2. Ahmad Purnomo - Dr., Apt, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
  3. Zullies Ikawati - Prof., Dr., Apt, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Kasus HIV  (Human  Immunodeficiency Virus)/AIDS  (Acquired  Immune Deficiency Syndrome) di Indonesia semakin meningkat. Secara keseluruhan, Kota Semarang berada di peringkat pertama jumlah kasus HIV/AIDS di Jawa Tengah. Peningkatan jumlah kasus HIV yang signifikan dan semakin banyaknya penderita HIV yang berubah memasuki stadium AIDS kemungkinan disebabkan karena ketidakpatuhan dalam pengobatan ARV (Anti Retro Viral). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan ARV pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di RSUD Tugurejo dan RSU Panti Wilasa Citarum Semarang.
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  non  eksperimental  dengan  rancangan  penelitian  cross  sectional,  yaitu variabel yang diteliti dalam penelitian ini diukur dalam waktu yang bersamaan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, kartu pemakaian obat bulanan, dan rekam medik pasien. Analisis data dilakukan secara statistik menggunakan metode korelasi sederhana (bivariate correlation) yaitu Kendall’s tau-b. Didapatkan 34 orang responden penelitian yang mempunyai tingkat kepatuhan pengobatan ARV >95%, 10 orang 90-95%, dan 5 orang 80-89%. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan ARV adalah faktor pasien yaitu usia (p=0,018), keluhan (halusinasi, diare, nafsu makan menurun (p=0,049)), depresi (p=0,049), jenuh akan  lamanya pengobatan (p=0,007), serta takut akan pandangan buruk dari orang sekitar (p=0,002), merasa kondisi kesehatannya semakin memburuk (p=0,005); faktor infeksi oportunistik yaitu jumlah obat yang diminum semakin banyak serta merasa kondisinya semakin memburuk (p=0,049); faktor hambatan yaitu jarak dari rumah ke rumah sakit (p=0,001), alat transportasi yang susah (p=0,019), biaya transportasi yang tidak terjangkau (p=0,006); serta faktor pelayanan kesehatan yaitu dukungan petugas kesehatan (p=0,002).



Info lebih lanjut Silahkan langganan edisi cetaknya... Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun itu adanya, komentar Anda kami harapkan demi kemajuan bersama... silahkan